Saturday 26 November 2016

Bermula dari Kegagalan, Sukses itu Kuraih

Kegagalan perkawinanku membuat aku terpuruk, rasanya sedih, putus asa dan larut dalam penyesalan. Sepertinya hidupku sudah usai, aku merasa kosong dan tidak berguna. Namun sekejap aku tersadar saat kulihat wajah mungil putriku yang masih berusia 3 tahun saat itu. Ada setitik semangat hidup. Aku harus bangkit dan tidak boleh larut dalam kesedihan, aku harus bisa membesarkan putriku sendiri. Aku harus membuka lembaran baru dengan semangat dan keyakinan, karena aku memiliki impian masa depan.

Hari itu ketika aku harus memutuskan untuk menitipkan anakku di sebuah tempat penitipan anak atau bisa disebut daycare karena aku harus kembali bekerja. Aku merasakan perasaan yang luar biasa. Ada perasaan bersalah, takut, cemas dan kawatir karena belum pernah sekalipun aku melepas putriku sendiri. Namun dengan keyakinan dan kepasrahan penuh pada Tuhan kutinggalkan putriku di tempat penitipan, sampai nanti sore aku jemput kembali sepulang bekerja.

Di dalam perjalanan menuju kantor aku termenung dan tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk memiliki usaha penitipan anak (daycare) di rumah, sehingga aku tak perlu lagi menitipkan anakku. Aku menangkap sebuah peluang bisnis, karena sebagai orangtua tunggal aku tak bisa hanya mengandalkan penghasilanku sebagai karyawan.

Seketika aku sadar, bahwa aku dihadapkan pada sederet peluang besar yang tersembunyi dalam situasi-situasi yang mustahil. Aku memutuskan untuk melakukan apapun yang perlu aku lakukan. Maka hanya soal waktu, sebelum aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan. Demikian ide itu menari-nari di benakku.

Sejak itu aku berusaha mencari tahu mengenai seluk beluk daycare, bertanya sanasini bagaimana mengurus ijinnya. Mengikuti berbagai seminar mengenai tumbuh kembang anak, juga mulai berhitung berapa modal yang harus aku siapkan.

Aku mulai memikirkan semua situasi yang mungkin tidak berjalan sebagaimana keinginanku. Memperhatikan area-area dimana aku akan mengalami kesulitan. Dan aku mulai dengan menyisihkan sebagian dari gajiku. Rumah kusulap menjadi tempat yang nyaman untuk area bermain anak-anak, memindahkan meja dan sofa. Membuat kantor di ruang depan, juga kubeli berbagai mainan dan peralatan untuk aktifitas anak-anak.

Kusiapkan semua keperluan sendiri, karena memang saat itu aku belum memiliki asisten. Dari menyiapkan nama usaha, dan dengan sedikit ilmu design yang aku tahu, kusiapkan logo usaha. Kupakai sampai saat ini dan telah mendapatkan hak paten. Aku juga menyiapkan sendiri media promosi dengan membuat spanduk dan selebaran yang distribusinya kutitipkan pada loper koran, maupun tukang koran keliling. Tanpa malu juga kusebarkan brosur di sekolah-sekolah dan pusat perbelanjaan. Di setiap kesempatan selalu kubawa-bawa brosur untuk kubagi-bagikan. Aku juga mulai mencari tenaga pengasuh anak yang baik dan bertanggung jawab. Aku melakukan semua urusan administrasi yang perlu dan kurikulum pun tak luput aku siapkan.

Alhamdulillah..aku mendapatkan begitu banyak kemudahan. Hanya dalam waktu empat bulan ijin usahaku sudah disetujui dari Dinas Pendidikan dan bisnisku mulai berjalan Maret 2011. ”Green Kids” kids and baby daycare, demikian nama tempat penitipan anak yang kubangun dengan keyakinan dan tekad yang penuh.

Aku mulai menuliskan daftar apa saja yang harus aku lakukan untuk menjalankan usahaku ini, berusaha mendalami seluk beluk daycare, membaca dan mendengarkan apapun dan segala sesuatu yang bisa memberiku harapan setiap hari. Aku mulai menulis niat, membuat papan visi misi, dan memvisualisasikan segala sesuatu yang aku hasratkan bagi putriku dan diriku sendiri, aku tetap terfokus pada usahaku.

Suatu hari, aku menemukan informasi kompetisi wirausaha yang diadakan oleh salah satu tabloid besar yaitu Tabloid Nova. Saat itu usahaku baru berjalan selama 4 bulan. Dengan satu niat hanya untuk memperkenalkan usahaku pada kalangan juri dan teman-teman. Semua persyaratan kulengkapi, semua proses kujalani, dan Alhamdulillah aku mendapat penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif Nova 2011. Dari situ, setiap tahun aku mencoba dan mencoba lagi mengikuti beberapa kompetisi usaha. Dan lagi-lagi dewi keberuntungan selalu berpihak kepadaku.

Tahun 2012 aku masuk sebagai finalis Sekar Womanpreneur Award, tahun 2013 sebagai finalis Pemuda Pelopor Bekasi, Tahun 2014 sebagai finalis Alfamidi Mompreneur, Finalis Perempuan Wirausaha Indonesia dan juara I Inspiring Woman Preneur Competition-3 (IWPC), Tahun 2015 terpilih sebagai Juara Favorit Alfamidi Womanpreneur Award.

Aku bangga dan bersyukur, karena sejak awal buka, usahaku semakin berkembang. Kini telah banyak orang tua yang percaya. Puluhan anak telah mencicipi asuhan dan bimbingan dari Green Kids. Ada 7 orang tenaga pengasuh yang membantu saat ini, usahaku terus berkembang, dengan dua cabang.

Aku harus bisa mengemban kepercayaan para orang tua yang menitipkan anaknya di tempatku. Upaya yang kulakukan adalah selalu meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan. Diantaranya dengan memberikan pelatihan dan pengarahan rutin bagi tenaga pengasuh.

Bisnis ini membuat aku semakin teguh dalam menjalani hidup dan menatap masa depan. Keyakinan bahwa aku punya hak untuk sukses, dan inilah buah dari pohon kerja keras yang berjuang untuk tumbuh dan buah dari kesabaran. Doaku semoga bisnis ini semakin berkembang, sehingga semakin banyak juga membuka peluang kerja dan semakin bermanfaat bagi sesama.

Dari usaha ini pula, aku menuliskan semua proses yang aku jalani untuk mewujudkannya, dan satu buku telah terbit. Buku tersebut mendapatrespon sangat luar biasa dari masyarakat. Tak sampai disitu, aku terus bergerak untuk mewujudkan mimpiku, kelas training online pun aku berikan untuk memberikan lebih manfaat bagi orang lain, bagi kehidupan.

Terlepas dari mana aku berada pada saat kapan pun, aku berusaha mewujudkan mimpiku. Aku mendengarkan sebuah suara dari benak yang berkata, “Bagaimana jika sekarang ini memungkinkan aku untuk mengubah hidup atau situasi!” Maka saat inilah menjadi titik balik bagiku. Aku menemukan bagaimana caranya merayap keluar dari lubang, aku hanya perlu terbuka pada perubahan, dan terus melangkah.

Beberapa komunitas sosial maupun komunitas bisnis pun tak luput dari perhatianku. Membaktikan diri untuk lebih banyak manfaat buat kehidupan. Aku tetap fokus pada niat, bahwa dukungan yang aku terima dari teman-teman komunitas akan memberdayakan demi kebaikan yang tertinggi. Dimana aku tetap melihat tim dan diriku sendiri untuk memenangkan tantangan kehidupan.

Strategi ini berlaku untuk semua relasi, terlepas dari apakah terdapat sebuah tujuan yang aku kerjakan bersama atau aku hanya menginginkan yang terbaik bagi mereka. Dan ini akan terasa nyaman bagiku.

Aku tidak akan pernah lupa saat-saat yang menentukan ketika aku mengemudikan mobil mondar-mandir. Aku selalu mengucapkan kalimat-kalimat afirmasi yang diingatkan oleh ayahku, “Kemanapun aku pergi, aku menemukan peluang, aku menemukan sukses, dan aku bersyukur.” Ini bukan saja menjadi mantraku, tetapi kebenaranku. Aku merasakan perasaan daya dan kesatuan dengan Ruh yang luar biasa. Yang sangat menggembirakan adalah bahwa sekali terjadi, itu akan berulang dan terus berulang. Inilah sebabnya aku membagikan kisahku pada Anda.

Semua proses ini telah membuatku lebih teguh untuk menyembuhkan hidupku dan menciptakan masa depan lebih baik. Tentunya akan menghasilkan segala sesuatu yang kubutuhkan atau kuinginkan. Bagiku, penyembuhan dan kemakmuran adalah hal yang sama, sebuah proses yang progresif. Dengan semakin banyak menggunakan komunikasi dua arah dengan Allah, dengan segera aku menerima jawaban-jawaban yang mendalam bagi masalah-masalah yang paling menekan.

Sekarang ini aku melakukan apa yang kusukai, dan menyukai apa yang kulakukan.

Salam

Wury Green Kids

No comments:

Post a Comment